Inilah kami yang telah terlalu sombong untuk mencoba mendefinisikan dan mentinta putihkan secara teori atas segala yang telah engkau berikan kepada kami, sebab bagaimanapun segalanya yang telah engkau berikan selalu berada di luar perkiraan dan berakhir menjadi kejutan yang engkau tujukan kepada kami.
Maafkanlah bilamana yang kami sampaikan di sini tidak
sesantun pengakuan Abu Nawas, sebab ini adalah pengakuan dari kami yang
merupakan salah satu dari banyaknya manusia sombong yang menakar nikmatmu dalam
logika matematika yang hanya sebatasa nalar manusia belaka.
Mohon maafkanlah bilamana kami terlalu memberhalakan
besar kecilnya suatu nominal yang rentan membuat kami buta dan tak bermoral
dalam bertindak sebagai manusia yang telah engkau karuniakan hati, akal serta
jiwa dan raga.
Walau kami sering mempermainkan dan lupa diri terhadap
setiap nikmat dan kesempatan yang telah engkau beri, tetapi hanya engkaulah yang
dapat berkehendak dalam memberikan nikmat tanpa memandang dosa dan perbuatan
kami.
Beginilah kami yang sering kali mengeluh atas setiap hal
yang telah engkau beri, berikanlah kepada kami kesempatan dan kemampuan untuk
belajar untuk mengerti dan mengilhami makna dari rezeki yang sering kali secara
cuma-cuma engkau beri pada diri kami.
Karena sebagian dari kami adalah golongan penikmat hak
yang enggan mendirikan kewajiban, maka dari itu mohon berikan kepada kami
kesempatan walaupun hanya satu kali dalam sepanjang hidup dan hembus nafas kami
untuk mengilhami kitab yang telah engkau turunkan kepada kami yang menjadi
anugrah dan misteri untuk dikaji lebih dalam lagi karena setiap isi dan
komposisi mempunyai banyak definisi bagi kami yang terbatas oleh nalar dan
imaji.
0 komentar:
Posting Komentar